Assnok, saya duda semarang sedang cari janda. serius M Agam Triyadi Ass mbak diyanah amanati hayfa, ni no wa saya 08537993706 Amin Zaenal Assalamualaikum nok diyanah amanati hayfa, blh minta no wa nya? Amin Johan Saya duda dari malang dik, serius ini telp saya 08590738932 Muhammad Ibnu Sahroni Kenalkan aq muhammad ibnu sahroni dari palembang M
Legenda atau cerita ajang mencari jodoh pada momen perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Kota Palembang, Sumatera Selatan, hingga sekarang masih dipercayai oleh sebagian warga keturunan Tionghoa. Hal tersebut terbukti setiap tahun perayaan Cap Go Meh yang dipusatkan di pulau berlokasi di tengah Sungai Musi itu, warga Tionghoa dari penjuru Tanah Air, bahkan dari sejumlah negara berduyun-duyun datang ke sana, khususnya kaum muda-mudi. "Mereka berharap akan mendapat keberuntungan bertemu jodoh," kata Ketua Panitia Penyelenggara Cap Go Meh Candra Husin di Palembang, Selasa 3/3. Menurut dia, tradisi mencari jodoh di balik perayaan Cap Go Meh telah berlangsung sejak 300 tahun silam. Warga Tionghoa, khususnya kaum muda-mudi, meyakini dengan perayaan keagamaan di Klenteng Hok Ceng Bio, Pulau Kemaro, akan dipertemukan jodoh. Di kelenteng yang dapat ditempuh dengan menyeberang menggunakan sampan motor sampan bermesin, red. dari dermaga PT Pusri Palembang dalam waktu tempuh lima menit sudah sampai di Pulau Kemaro. Setibanya di pulau itu, mereka melakukan ritual sembahyang dan memohon kepada Sang Pencipta. "Biasanya pemerintah setempat setiap perayaan Cap Go Meh menyediakan alat transfortasi air itu bagi para pengunjung secara gratis," kata Candra. Sementara itu, dari pemerintah provinsi mempersiapkan beberapa tongkang, yakni sampan besar yang ditarik dengan kapal motor sebagai sarana transportasi menuju Pulau Kemaro mulai Selasa malam difokuskan pada dua titik, yaitu pelabuhan PT Pusri dan dermaga Intirub. Arus lalu lintas tidak terlalu padat mengingat jumlah pengunjung akan meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai orang pada tahun 2014. Candra menjelaskan bahwa tradisi perayaan Cap Go Meh di Sumatera Selatan sama halnya dengan di daratan Tiongkok adalah hari muda-mudi cari jodoh. Pada zaman dahulu, anak perempuan tidak boleh ke luar rumah, hanya saat perayaan Cap Go Meh baru boleh bertemu dengan anak laki-laki untuk saling mengenal. "Dengan adanya kisah atau cerita untuk peruntukan jodoh, setiap perayaan Cap Go Meh, datang ke sini memohon supaya dipertemukan jodoh," kata Susanto, pengunjung dari Jambi. Menurut Diah, pengunjung dari Palembang, di Pulau Kemaro berdasarkan cerita ada pohon cinta, kalau menulis nama pria idaman, hubungannya akan menjadi langgeng dan menjadi jodoh. Konon, jika pasangan muda-mudi yang sedang menjalin hubungan kasih mengukir nama mereka di pohon itu, cinta mereka akan berlanjut sampai ke pelaminan. Tidak pelak lagi, pulau ini disebut juga Pulau Jodoh. Di Pulau Kemaro terdapat pohon cinta yang diyakini masyarakat Tionghoa sebagai pohon jodoh dengan menuliskan nama calon pasangannya. Datang Berniaga Menurut legenda, Tan Bu An adalah seorang putra raja dari negeri Tiongkok datang ke Palembang untuk berniaga. Putra Raja Tiongkok itu berniat untuk tinggal beberapa lama di negeri Sriwijaya setelah mendapat izin dari Raja Sriwijaya dengan syarat harus menyerahkan sebagian penghasilannya. Tan Bun An ternyata menyanggupi permintaan Raja Sriwijaya dan setiap minggu menyetorkan sebagian penghasilannya kepada Raja Sriwijaya sehingga suatu ketika bertemu dengan putri raja, Siti Fatimah, di istana. Sejak itu, pangeran dari negeri Tirai Bambu ini jatuh cinta. Begitu pula sebaliknya, Siti Fatimah. Mereka menjalin hubungan cinta. Selanjutnya, beberapa waktu kemudian Tan Bun An berniat menikahi karena merasa cocok dengan Siti Fatimah. Raja Sriwijaya merestuinya dengan syarat sang pangeran harus menyediakan sembilan guci berisi emas. Menurut Candra Husin, alkisah utusannya dari negeri Tiongkok telah datang ke Palembang membawa pesanan dari pangeran berupa sembilan guci emas. Setibanya di dermaga, Tan Bun An segera memerintahkan kepada utusannya untuk menunjukkan guci-guci tersebut. Setelah diperiksa isinya satu per satu, ternyata hanya berisi sayur sawi yang sudah membusuk. Karena kesal, Tan Bun An melemparkan guci satu per satu ke sungai. Tiba giliran terakhir guci tersebut terjatuh dan pecah sehingga batangan emas berserakan, ternyata di bagian bawah sawi terdapat emas batangan. Sang pangeran pun mencebur ke Sungai Musi hendak mengambil guci-guci berisi emas yang telah dibuang tersebut. Karena orang yang sangat dicintainya tidak juga muncul, akhirnya Siti Fatimah ikut mencebur ke sungai untuk mencari pangeran dari negeri Tiongkok itu. Konon cerita, setelah pangeran dari negeri Tiongkok dan putri Siti Fatiman mencebur ke Sungai Musi, tidak pernah muncul lagi ke permukaan hingga menjelmalah sebuah pulau kecil yang dikenal dengan Pulau Kemaro. Kemarau artinya walaupun air sungai naik atau banjir besar sekalipun, pulau tersebut tetap mengapung. Menurut Candra, setiap tahun perayaan Cap Go Meh, tidak kurang dari pengunjung yang sebagian besar warga keturunan Tionghoa untuk merayakannya. Terlebih lagi, kata dia, di Pulau Kemaro selain kelenteng, juga terdapat pagoda setinggi 45 meter menjadi destinasi wisata yang dicanangkan pemerintah sebagai ajang promosi Kota Palembang. Tradisi serta legenda inilah menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat keturunan Tionghoa di Kota Palembang maupun dari penjuru Tanah Air, bahkan luar negeri, seperti dari Singapura, Malaysia, dan Hong Kong, untuk merayakan Cap Go Meh di Pulau Kemaro.
Kota Malang: Pendidikan: SD Malang, SMP Malang, MAN Malang, D3 Janda Kembang Janda Siap Nikah Siri Gunung Kidul Janda Cari Jodoh Siap Nikah Randa Muda Cari Jodoh Lampung Untuk Nikah Cari Jodoh Randa Malang Di Facebook Janda Mencari Suami Tanggung Jawab 2018 Janda Cantik Di Jakarta Timur Mencari Suami Serius Randa Palembang Cari Jodoh
Palembang ANTARA Sumsel - Legenda atau cerita ajang mencari jodoh pada momen perayaan Cap Gomeh di Pulau Kemaro Kota Palembang Sumatera Selatan,hingga sekarang masih dipercayai oleh sebagian warga keturunan Tionghoa. Setiap tahun perayaan cap gomeh yang dipusatkan di pulau berlokasi di tengah Sungai Musi itu, warga Tionghoa dari penjuru Tanah Air berduyun-duyun datang ke sana, khususnya kaum muda-mudi, karena berharap akan mendapat keberuntungan bertemu jodoh, kata Ketua Panitia Penyelenggara Cap Gomeh Candra Husin di Palembang, Selasa. Menurut dia, tradisi mencari jodoh di balik perayaan Cap Gomeh telah berlangsung sejak 300 tahun silam, warga Tionghoa khususnya kaum muda-mudi meyakini dengan perayaan keagamaan di Klenteng Hok Ceng Bio digelar di Pulau Kemaro akan dipertemukan jodoh. Di kelenteng yang dapat ditempuh dengan menyeberang menggunakan sampan motor sampan bermesin-red dari dermaga PT Pusri Palembang dalam waktu tempuh lima menit sudah sampai di Pulau Kemaro melakukan ritual sembahyang dan memohon kepada Sang Pencipta. Biasanya pemerintah setempat setiap perayaan Cap Gomeh menyediakan alat transfortasi air itu bagi para pengunjung secara gratis, kata Candra menjelaskan. Dijelaskannya, tradisi perayaan Cap Gomeh di daratan Tiongkok adalah hari muda-mudi cari jodoh, zaman dulu anak perempuan tidak boleh ke luar rumah, hanya saat perayaan Cap Gomeh baru diizinkan boleh bertemu dengan anak laki-laki untuk saling mengenal. Dengan ada kisah atau cerita untuk peruntukan jodoh maka setiap perayaan Cap Gomeh datang ke sini memohon supaya dipertemukan jodoh, kata Susanto, salah satu pengunjung dari Jambi. Menurut Diah, pengunjung dari Palembang, di Pulau Kemaro berdasarkan cerita ada pohon cinta, kalau menulis nama pria idaman maka hubungannya akan menjadi langgeng dan menjadi jodoh. Di Pulau Kemaro terdapat pohon cinta yang diyakini masyarakat Tionghoa sebagai pohon jodoh dengan menuliskan nama calon pasangannya. Menurut legenda, Tan Bu An terjun ke Sungai Musi mencari guci yang dikira sawi asin berisikan emas pemberian orang tuanya, setelah mempersunting putri Palembang bernama Siti Fatimah. Setelah melihat kekasihnya tak kunjung muncul ke permukaan sungai, sang putripun ikut terjun ke Sungai Musi dan hingga sekarang kedua sijoli itu tak pernah terlihat lagi. Dari tempat dua sejoli ini terjun, maka munculah Pulau kecil yang tak tenggelam saat Sungai Musi airnya pasang sekalipun, sampai sekarang dikenal dengan nama Pulau Kemaro. Menurut Candra, tradisi serta legenda inilah menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Tionghoa di Kota Palembang maupun dari penjuru Tanah Air bahkan luar negeri seperti dari Singapura, Malaysia dan Hongkong untuk merayakan Cap Gomeh di Pulau Kemaro. Setiap tahun perayaan Cap Gomeh tidak kurang dari 70 ribu pengunjung yang sebagian besar warga keturunan Tionghoa untuk merayakannya. Terlebih lagi di Pulau Kemaro selain kelenteng, juga terdapat pagoda setinggi 45 meter menjadi destinasi wisata yang dicanangkan pemerintah sebagai ajang promosi Kota Palembang, katanya.
TahapTahap Penting dalam Cari Jodoh Palembang 3.1. Cari calonnya di grup telegram Cari Jodoh Palembang. Apabila pendaftaran di atas sudah Anda lakukan, maka admin 3.2. Bertukar CV atau biodata. Apabila Anda sudah menemukan seseorang yang biodatanya sesuai dengan kriteria Anda, maka 3.3.
Palembang ANTARA News - Legenda atau cerita ajang mencari jodoh pada momen perayaan Cap Go Meh hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek di Pulau Kemaro Kota Palembang Sumatera Selatan, sampai sekarang masih dipercayai oleh sebagian warga keturunan Tionghoa. Setiap tahun perayaan Cap Go Meh yang dipusatkan di pulau berada di tengah Sungai Musi itu, warga Tionghoa dari penjuru Tanah Air berduyun-duyun datang kesana, khususnya kaum muda-mudi, karena berharap akan mendapat keberuntungan bertemu jodoh, kata Ketua Panitia Penyelenggara Cap Go Meh Candra Husin di Palembang, Selasa. Menurut dia, tradisi mencari jodoh di balik perayaan Cap Gomeh telah berlangsung sejak 300 tahun silam. Warga Tionghoa khususnya kaum muda-mudi meyakini perayaan keagamaan di Klenteng Hok Ceng Bio yang digelar di Pulau Kemaro bisa mempertemukan di Pulau Kemaro dapat ditempuh dengan menggunakan sampan motor sampan bermesin-red dari dermaga PT Pusri Palembang dalam waktu tempuh lima menit. Di sana, pengunjung melakukan ritual sembahyang dan memohon kepada Sang Pencipta. Biasanya pemerintah setempat setiap perayaan Cap Gomeh menyediakan alat transfortasi air itu bagi para pengunjung secara gratis, kata Candra. Dijelaskannya, tradisi perayaan Cap Gomeh di daratan Tiongkok sekaligus hari muda-mudi untuk mencari jodoh. Jaman dulu anak perempuan tidak boleh keluar rumah. Hanya saat perayaan Cap Gomeh mereka baru diizinkan bertemu dengan anak laki-laki untuk saling satu pengunjung dari Jambi, Susanto mengatakan kisah atau cerita untuk dipertemukan dengan jodohnya, membuat dia datang ke klenteng tersebut. Lain lagi dengan pengunjung lainnya dari Palembang, Diah. Ia mengatakan, di Pulau Kemaro ada pohon cinta yang jika menulis nama pria idaman maka hubungannya akan menjadi langgeng dan menjadi jodoh. Selain itu, ada legenda terbentuknya pulau tersebut. Menurut cerita, seorang pemuda bernama Tan Bu An terjun ke Sungai Musi mencari guci berisi emas yang semula dikira berisi sawi dan dibuang ke sungai. Guci itu adalah pemberian orang tuanya untuk mempersunting putri Palembang bernama Siti Fatimah. Setelah melihat kekasihnya tak kunjung muncul ke permukaan sungai, sang putripun ikut terjun ke Sungai Musi dan kedua sejoli itu tak pernah terlihat lagi. Dari tempat dua sejoli ini terjun, munculah pulau kecil yang tak tenggelam saat Sungai Musi airnya pasang sekalipun, yang sekarang dikenal dengan nama Pulau Kemaro. Menurut Candra, tradisi serta legenda inilah menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Tionghoa di Kota Palembang maupun dari penjuru Tanah Air bahkan luar negeri seperti dari Singapura, Malaysia dan Hongkong untuk merayakan Cap Gomeh di Pulau Kemaro. Setiap tahun perayaan Cap Gomeh, tidak kurang dari 70 ribu pengunjung yang sebagian besar warga keturunan Tionghoa untuk merayakannya. Terlebih lagi di Pulau Kemaro selain kelenteng, juga terdapat pagoda setinggi 45 meter menjadi destinasi wisata yang dicanangkan pemerintah sebagai ajang promosi Kota Palembang, katanya.EV*M033Editor Unggul Tri Ratomo COPYRIGHT ยฉ ANTARA 2015
Kota Cilacap: Pendidikan: MI Negeri Cilacap, MTsN Cilacap, SMAN Cilacap, D3 aku muh prasojo dari palembang Randa Sumedang Cari Jodoh 2018 Randa Cari Jodoh Siap Nikah Janda Jawa Tengah Siap Di Madu Randa Tkw Siap Nikah 2018 Video Siswi Sma 2018 Janda Jakarta Timur Randa Mencari Pria Idaman 2018 Cari Jodoh Pria Randa Muda Cari Jodoh
Anak muda banyak yang datang ke Festival Pedestrian Palembang 2019 - Festival Pedestrian Sudirman sukses digelar pada tanggal 13 agustus 2019 di daerah Car Free Night Sudirman, Palembang. Acara menampilkan pertunjukkan Barongsai, Keroncong, dan unjuk bakat para finalis Bujang Gadis ini disambut positif oleh warga Palembang, jalan utama kota Palembang mengalami kemacetan lebih parah daripada biasanya. Warga tampak berdesak-desakan di lokasi acara. Baca juga Ogah Bayar Kredit Motor, Pria Palembang Nipu Jadi Korban Begal Tak Cuma MXGP 2019, Ini Acara Seru Sepanjang Juli di Palembang Nikmatnya Olahan Pindang Khas Palembang Festival Pedestrian Sudirman ini dihadiri oleh Staf Khusus Walikota Palembang Bidang Pariwisata Herlan Asfiudin. "Pedestrian Sudirman sudah berhasil menjadi destinasi utama khususnya malam sabtu dan minggu. Tinggal pengelola harus memilah lagi siapa saja yang boleh membuka lapak disitu. Jangan sampai terkesan kumuh." Pedestrian Sudirman adalah trotoar lebar bagi pejalan kaki yang terdapat di ruas jalan utama kota Palembang, jalan Jenderal Sudirman. Dua kali dalam seminggu, ruas sebelah timur jalan ini dibebaskan dari kendaraan bermotor dan berubah menjadi kawasan bagi pejalan kaki, gerai kopi, gerai pempek, dan warga yang hendak mengekspresikan bakat mereka. Silakan baca konten menarik lainnya dari di Google News
RandaMuda Di Pemalang Cari Jodoh Randa Jawa Tengah Di Facebook Randa 2018 Mencari Pasangan Hidup Serius Janda Denpasar Siap Di Madu Siswi Sma Magelang Sudah Randa Randa Muda Cari Jodoh Solo Untuk Nikah 2018 Randa Tkw Siap Nikah 2018 Janda Blitar Cari Jodoh Siap Nikah Janda Bukan Pelakor Madiun Janda Siap Nikah Siri Palembang Randa Sumedang
detikTravel Community - Pulau Kemaro, merupakan sebuah kawasan wisata di Sungai Musi. Di pulau ini, ada mitos tentang pohon cinta dan ritual mencari jodoh. Seperti apa kisahnya?Pulau Kemaro terletak tidak jauh dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak tepat di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Sungai Gerong di pusat Kota Palembang, Sumatera wilayah yang terkenal akan berbagai keunikan dan sejarah-sejarah peninggalannya, menjadikan Sumatera Selatan sebagai wilayah yang memiliki aset dan potensi yang dapat dikembangkan baik dalam sektor pariwisata. Di bidang pariwisata, salah satunya adalah Pulau Kemaro. Pulau ini memiliki pesona alam yang indah dan identik dengan kota Tiongkok dan masyarakat Tionghoa serta adat istiadat dan kehidupan asli masyarakat tarik wisata sejarah yang ada di pulau Kemaro berupa adanya peninggalan-peninggalan sejarah seperti Pagoda berlantai 9, Makam putri Sriwijaya, Klenteng Hok Tjing Rio, dan Kuil adanya peninggalan-peninggalan sejarah, pulau kemaro juga memiliki tempat yang menarik, yaitu Pohon Cinta. Objek wisata ini menarik perhatian masyarakat dan sangat digandrungi oleh orang-orang pada saat Cinta merupakan salah satu objek wisata yang paling diminati banyak orang. Disebut Pohon Cinta karena "Pohon Cinta" dilambangkan sebagai "Cinta Sejati".Hal tersebut bermula dari legenda cinta abadi Siti Fatimah Putri Kerajaan Sriwijaya dan Tan Bun An Pangeran dari Negeri Tiongkok memiliki bangsa dan dua budaya yang jika ada pasangan yang mengukir nama mereka di pohon tersebut, maka hubungan mereka akan awet dan berlanjut sampai jenjang Pernikahan. Dengan begitu, tempat ini disebut sebagai Pohon sedikit orang yang datang ke pulau ini hanya untuk mengukir nama seseorang untuk berharap bisa berjodoh suatu saat mengukir nama seseorang di pohon, kebanyakan orang-orang juga sengaja mengunjungi Pulau Kemaro hanya untuk mencari jodoh atau menemukan pasangan. Ritual seperti ini sudah terjadi kurang lebih dari ratusan tahun yang kebanyakan perempuan yang masih lajang berkunjung ke Pulau Kemaro hanya untuk bertemu dengan lelaki. Meskipun terdengar hanya seperti mitos belaka, tapi setiap tahunnya tidak sedikit pengunjung yang datang ke sana, terutama warga berada di sini, kesejukan yang meliputi pemandangan Pulau dan pohon yang rindang mampu memanjakan mata para wisatawan dengan suguhan pemandangan keindahan Pulau Kemaro Pohon Cinta dan Pohon Cinta Pulau Kemaro merupakan pilihan yang wajib dikunjungi bagi kalian yang ingin menghabiskan waktu akhir pekan untuk mencari pengetahuan baru mengenai peninggalan-peninggalan sangat disayangkan bahwa hingga saat ini masih banyak orang-orang yang tidak tahu mengenai potensi objek wisata Pohon Cinta Pulau Kemaro. Hal ini disebabkan karena ada beberapa satunya seperti ketidaktahuan seseorang terhadap potensi wisata ini, juga bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang wilayah ini dan kurangnya memperkenalkan potensi wisata Pohon Cinta Pulau Kemaro ke khalayak masyarakat hal tersebut, kita sebagai generasi muda sangat dibutuhkan dalam hal ini, karena hanya kita para pemuda yang peduli akan wilayah sendiri yang dapat mengembangkan potensi wisata yang dalam artian untuk memperkenalkan keunikan yang dimiliki oleh wilayah kita sendiri dengan mengembangkan potensi - potensi yang ada, yang bertujuan agar keunikan alam kita menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Salah satunya yaitu memperkenalkan objek wisata Pohon Cinta Pulau Cinta Pulau Kemaro merupakan salah satu objek wisata terbaik di Sungai Musi, Palembang, yang sangat layak diperkenalkan dan sebagai generasi muda ayo perkenalkan objek wisata yang wilayah kita miliki, agar objek wisata kita yang lain bisa dikenal oleh masyarakat, dan saling bekerja sama untuk menumbuhkan semangat membangun negeri dengan memperkenalkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh wilayah kita sendiri agar keunikan dan keindahan alam Pohon Cinta Pulau Kemaro mampu layak dikenal diseluruh penjuru negeri.
Ajakancari jodoh di kantor tersebut tak sekadar basa-basi, bukan pula kamuflase belaka. Dari dulu hingga kini, kantor tak hanya sebagai tempat bekerja, tapi juga sebagai tempat mencari dan atau menemukan jodoh. Banyak cerita cinta yang terlahir secara alami di ruang kantor.
Informasi KontakJalan Bahagia Palembang, Sumatera Selatan, 40552Petunjuk ArahKeterangan BisnisCara Cepat Cari Jodoh terletak di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Perusahaan ini bekerja di industri berikut Manajemen Cara Cepat Cari JodohTerlibat dalam Manajemen korporatSektor Layanan Profesional ยป Manajemen korporatIndustri Kegiatan konsultasi manajemenKode ISIC 702, 7020Tanya & JawabQ1Berapakah nomor telepon untuk Cara Cepat Cari Jodoh?Nomor telepon untuk Cara Cepat Cari Jodoh adalah manakah lokasi Cara Cepat Cari Jodoh?Cara Cepat Cari Jodoh berlokasi di Jalan Bahagia Kota Palembang, Sumatera Selatan, ada kontak utama untuk Cara Cepat Cari Jodoh?Anda bisa menghubungi Cara Cepat Cari Jodoh lewat telepon menggunakan nomor alamat web URL untuk Cara Cepat Cari Jodoh?Tidak ada situs web yang tercantum untuk Cara Cepat Cari Jodoh, tapi Anda bisa menemukan Cara Cepat Cari Jodoh di .Bisnis di Kode Pos Bisnis di 40552SekitarnyaKode AreaHargaKategoriPerusahaan Sejenis TerdekatSumber Daya Terdekat
Menurutdata janda terbaru 2018 di kota Madura, setiap tahun kurang lebih 500 janda Madura yg berhasil menikah lagi. aq kapan gilirannya ya?. Cari Jodoh Blora Serius Randa 2018 Mencari Pasangan Hidup Serius Randa Cari Jodoh Jawa Barat Serius Janda Diy Siap Di Madu Janda Palembang Cari Jodoh Pria Serius Video Siswi Sma 2018 Randa Slawi
PALEMBANG - Legenda atau cerita ajang mencari jodoh pada momen perayaan Cap Gomeh di Pulau Kemaro Kota Palembang Sumatera Selatan, hingga sekarang masih dipercayai oleh sebagian warga keturunan tahun perayaan Cap Gomeh yang dipusatkan di pulau berlokasi di tengah Sungai Musi itu, warga Tionghoa dari penjuru tanah air berduyun-duyun datang kesana, khususnya kaum muda-mudi, karena berharap akan mendapat keberuntungan bertemu jodoh, kata Ketua Panitia Penyelenggara Cap Gomeh Candra Husin di Palembang, Selasa 3/3.Menurut dia, tradisi mencari jodoh di balik perayaan Cap Gomeh telah berlangsung sejak 300 tahun silam, warga Tionghoa khususnya kaum muda-mudi meyakini dengan perayaan keagamaan di Klenteng Hok Ceng Bio digelar di Pulau Kemaro akan dipertemukan pemerintah setempat setiap perayaan Cap Gomeh menyediakan alat transportasi air bagi para pengunjung secara gratis. Dijelaskannya, tradisi perayaan Cap Gomeh di daratan Cina sendiri dianggap hari muda-mudi mencari jodoh, zaman dulu anak perempuan tidak boleh ke luar rumah, hanya saat perayaan Cap Gomeh baru diizinkan boleh bertemu dengan anak laki-laki untuk saling mengenal. "Dengan ada kisah atau cerita untuk peruntukan jodoh maka setiap perayaan Cap Gomeh datang ke sini memohon supaya dipertemukan jodoh," kata Susanto, salah satu pengunjung dari Diah, pengunjung yang datang dari Palembang, di Pulau Kemaro tersebut berdasarkan cerita ada sebuah pohon yang diberi nama pohon cinta. Konon, siapapun yang menulis nama pria idaman maka hubungan mereka akan menjadi langgeng dan bagi yang berlum memiliki jodoh, menjadi cerita yang berkembang di masyarakat, asal usul Pulau Kemaro berdasarkan legenda mengisahkan sosok Tan Bu An yang terjun ke Sungai Musi mencari guci yang dikira sawi asin berisikan emas pemberian orang tuanya, setelah mempersunting putri Palembang bernama Siti Fatimah. Setelah melihat kekasihnya tak kunjung muncul ke permukaan sungai, sang putri pun ikut terjun ke Sungai Musi dan hingga sekarang kedua sejoli itu tak pernah terlihat tempat dua sejoli ini terjun, lambat laun muncul pulau kecil yang tak tenggelam saat Sungai Musi airnya pasang sekalipun, sampai sekarang dikenal dengan nama Pulau Kemaro. Menurut Candra, tradisi serta legenda inilah menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Tionghoa di Kota Palembang maupun dari penjuru tanah air bahkan luar negeri seperti dari Singapura, Malaysia dan Hongkong untuk merayakan Cap Gomeh di Pulau tahun perayaan Cap Gomeh tidak kurang dari 70 ribu pengunjung yang sebagian besar warga keturunan Tionghoa untuk merayakannya. Terlebih lagi di Pulau Kemaro selain kelenteng, juga terdapat pagoda setinggi 45 meter menjadi destinasi wisata yang dicanangkan pemerintah sebagai ajang promosi Kota Palembang. sumber AntaraBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
PALEMBANG KOMPAS.com. - Legenda tentang ajang mencari jodoh pada momen perayaan Cap Go Meh (hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek) di Pulau Kemaro, Kota Palembang, Sumatera Selatan, sampai sekarang masih dipercayai oleh sebagian warga keturunan Tionghoa.. Setiap tahun, saat perayaan Cap Go Meh yang dipusatkan di pulau yang berada di tengah Sungai Musi itu, warga
Sayatinggal di BSD city tangerang sela 8: Brian: Khara Mar 17, 2016 9:09am: Cari Cewek buat Bantuin keluarin sperma Gw We would like to show you a description here but the site won't allow us "The men for whom all 10 bases were named Facebook Free Stuff Near Me Deposit Rp 100 kewajiban kita bangun 2 kaki saja selanjutnya duplikasikan
UstazAbdul Somad Cari Jodoh, Warganet: Pengen, Tapi Hidung Aku Pesek. Budi Arista Romadhoni Minggu, 07 Februari 2021 Pria 61 Tahun di Palembang Meleraikan Tetangga Bertikai Jadi Tersangka, Istri Meninggal Dunia. sumsel | 13:56 WIB Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menahan empat tersangka kasus kredit macet bank pelat merah di Kota Batu. July
UtamiCewek Gadis Cari Jodoh di Palembang Sumatera Selatan Indonesia Nama : Siti Utami Din Umur : 18 tahun Agama : Islam Status : Gadis Kota : Palembang Pekerjaan : Wiraswasta Mencari : Yang sama agama, anggota Polisi / Tni atau pegawai tetap INFO KONTAK Pin bb : 54C84DB1 No hp : 082182314117
bEBxk. zfyi0wi66d.pages.dev/421zfyi0wi66d.pages.dev/401zfyi0wi66d.pages.dev/343zfyi0wi66d.pages.dev/221zfyi0wi66d.pages.dev/588zfyi0wi66d.pages.dev/947zfyi0wi66d.pages.dev/377zfyi0wi66d.pages.dev/398
cari jodoh di kota palembang